BERITA KOCAK – Suatu hari, Joel Purba, seorang pria Batak yang terkenal lucu di kampungnya, pergi ke kota untuk pertama kalinya. Joel bukanlah orang yang sering keluar dari desa, jadi begitu sampai di kota, dia sangat kagum melihat gedung-gedung tinggi, lampu-lampu jalan yang terang, dan jalan raya yang ramai.
Saat berjalan-jalan, Joel melihat sebuah restoran mewah dengan tulisan “All You Can Eat.” Joel, yang cukup pandai dalam bahasa Inggris, langsung senang. “Loh, makan bisa sesuka hati? Enak kali ini!” pikirnya. Tanpa berpikir panjang, Joel masuk ke restoran itu dengan percaya diri.
Ketika dia duduk, seorang pelayan menghampiri dan berkata, “Selamat siang, Pak. Mau pesan paket ‘All You Can Eat’?”
Joel langsung mengangguk, “Iya, iya, pokoknya saya mau makan sesuka hati!” jawabnya dengan semangat.
Pelayan tersebut tersenyum dan mengantar Joel ke meja prasmanan. Di sana, ada berbagai macam makanan lezat: dari sushi, steak, pasta, sampai hidangan tradisional. Joel dengan penuh semangat mengambil piring dan mulai mengambil makanan sebanyak-banyaknya.
Tak terasa, piring Joel penuh, bahkan dia harus bawa dua piring tambahan! Lalu dia kembali ke meja dan mulai makan dengan lahap. Beberapa orang mulai melihat Joel dengan kagum, karena mereka jarang melihat orang makan dengan semangat seperti itu di restoran mewah.
Setelah sekitar satu jam, Joel mulai merasa kenyang. Tapi karena tertulis “All You Can Eat,” dia merasa punya tanggung jawab untuk makan lebih banyak. “Ah, masak orang Batak kalah sama perut,” pikirnya sambil berusaha memasukkan satu gigitan lagi.
Tiba-tiba, pelayan datang dan memberikan tagihan. Joel melihat angka di tagihan itu dan langsung terkejut.
“Rp300 ribu?! Ini maksudnya apa?” Joel bertanya dengan mata melotot.
“Betul, Pak, ini biaya untuk paket ‘All You Can Eat’,” jawab pelayan.
Joel berpikir keras. “Tunggu dulu,” katanya. “Saya kira ini artinya makan suka-suka hati! Kok bayar? Kalau harus bayar, ya namanya ‘Eat as Much as You Can Pay,’ bukan ‘All You Can Eat!’” Joel menggaruk-garuk kepalanya.
Pelayan mencoba menahan tawa. “Maaf, Pak, ‘All You Can Eat’ memang berarti Anda bisa makan sepuasnya, tapi tetap harus membayar untuk paketnya.”
Joel menghela napas panjang, lalu tertawa sendiri. “Lain kali, saya bawa Tigor, si perut baja dari kampung. Biar kalau bayar mahal, perut kami juga puas.”
Akhirnya Joel membayar dengan tertawa sambil bergumam, “Ah, kota ini memang penuh jebakan!”