
Sumatera Utara kembali menjadi sorotan publik. Kali ini, bukan karena bencana atau prestasi olahraga, melainkan aksi sekelompok remaja yang viral di media sosial karena aksi kenakalan dan kekerasan yang meresahkan masyarakat. Dalam pusaran perbincangan publik yang memanas, nama Bobby Nasution — Gubernur Sumatera Utara sekaligus menantu Presiden Joko Widodo — turut diseret ke dalam harapan besar masyarakat: “Masukkan anak-anak ini ke barak militer!”
Kenakalan Remaja Jadi Sorotan
Beberapa waktu terakhir, sejumlah video memperlihatkan aksi brutal para remaja di sejumlah wilayah di Medan dan sekitarnya beredar luas. Aksi tawuran, perundungan, hingga balap liar kerap menghiasi lini masa. Tak jarang, aksi mereka disertai dengan senjata tajam dan ancaman terhadap warga.
Aksi ini pun menuai kemarahan publik. Netizen mulai gerah. Banyak yang berkomentar keras dan meminta penegakan hukum yang lebih tegas. Salah satu usulan yang cukup menarik perhatian adalah agar para remaja nakal ini ditempa melalui pendidikan semi-militer di barak, mirip seperti program rehabilitasi disiplin di beberapa negara.
Bobby: Mendengar Suara Rakyat
Sebagai pemimpin muda yang aktif di media sosial, Bobby Nasution tak tinggal diam. Meski belum ada pernyataan resmi terkait tuntutan pengiriman ke barak militer, ia menyatakan keprihatinannya atas makin maraknya kenakalan remaja. Dalam beberapa kesempatan, Bobby bahkan menyampaikan bahwa pendekatan pencegahan dan pembinaan harus berjalan seiring dengan penindakan tegas.
“Anak-anak ini adalah masa depan. Tapi kalau masa depannya rusak sejak muda, kita semua yang rugi. Kita perlu pembinaan, tapi juga ketegasan,” ujar Bobby dalam salah satu pernyataannya.
Dukungan Netizen dan Wacana Pendidikan Disiplin
Komentar netizen ramai mengisi berbagai platform:
-
“Pak Bobby, kirim aja ke barak militer, biar tahu rasanya hidup disiplin!”
-
“Tolong buat program latihan semi-militer, Pak. Anak-anak ini butuh karakter!”
-
“Dulu ada Paskibra dan Pramuka yang bikin kita disiplin. Sekarang anak-anak terlalu liar.”
Beberapa wacana seperti boot camp atau pelatihan bela negara bahkan kembali dibahas oleh tokoh pendidikan dan pengamat sosial. Ada yang setuju karena bisa membentuk karakter disiplin, ada pula yang mengingatkan soal pendekatan edukatif yang tidak boleh mengabaikan aspek psikologis anak.
Langkah-Langkah Konkret Pemerintah Daerah
Menanggapi situasi ini, Pemprov Sumut disebut tengah menyiapkan program terpadu lintas sektor: mulai dari Dinas Pendidikan, Kepolisian, hingga Dinas Sosial.
Program ini akan menyasar:
-
Pembinaan sekolah dengan pendekatan psikologis dan sosial.
-
Pendampingan remaja rentan yang telah terlibat kenakalan.
-
Penertiban kegiatan liar di jalanan dengan melibatkan aparat dan tokoh masyarakat.
Beberapa sekolah juga mulai aktif menggandeng TNI/Polri dalam kegiatan pelatihan baris-berbaris, bela negara, dan edukasi bahaya narkoba.
Pelajaran untuk Semua
Cerita ini menyiratkan lebih dari sekadar masalah kenakalan remaja. Ini adalah cerminan bagaimana dunia digital membentuk persepsi publik, bagaimana netizen mendorong kebijakan, dan bagaimana seorang pemimpin muda seperti Bobby harus menyeimbangkan ketegasan dengan pembinaan.
Akan sangat menarik untuk melihat apakah wacana pendidikan semi-militer untuk remaja nakal ini akan benar-benar direalisasikan di Sumatera Utara, atau justru menjadi titik awal reformasi pendidikan karakter yang lebih luas di Indonesia.