
Yerusalem, 2025 — Dunia internasional kembali diguncang oleh tindakan kontroversial dari salah satu pejabat tinggi Israel. Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, dilaporkan memimpin rombongan ibadah Yahudi di kompleks Masjid Al-Aqsa — salah satu situs tersuci umat Islam — pada Selasa pagi. Langkah ini memicu reaksi keras dari berbagai negara, termasuk Turki yang secara terang-terangan mengecam keras tindakan tersebut.
Langkah yang Dinilai Provokatif
Kehadiran Menteri Ben-Gvir di Masjid Al-Aqsa bukan pertama kalinya menimbulkan gejolak. Namun kali ini, kehadirannya bukan hanya sekadar kunjungan simbolik, melainkan ia memimpin doa bersama sekelompok warga Yahudi Ortodoks di kawasan yang selama ini diatur secara sensitif antara Israel dan otoritas Islam.
Kementerian Luar Negeri Palestina menyebut tindakan ini sebagai “provokasi terang-terangan” dan “upaya sistematis untuk mengubah status quo di wilayah suci tersebut.”
Turki Bereaksi Keras
Tak butuh waktu lama, Turki langsung menyampaikan protes diplomatik melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri-nya. Ankara menyebut tindakan Ben-Gvir sebagai “pelanggaran serius terhadap martabat situs suci Islam” dan memperingatkan bahwa eskalasi semacam ini hanya akan memperburuk ketegangan di Timur Tengah.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan juga disebutkan mengadakan pertemuan tertutup dengan Dewan Keamanan Nasional untuk membahas implikasi geopolitik dari insiden tersebut.
Respons Dunia Internasional
Negara-negara seperti Yordania, Indonesia, dan Malaysia juga menyampaikan keprihatinan mendalam. Uni Eropa menyerukan agar semua pihak menahan diri dan menjaga status quo historis yang telah lama diberlakukan di Masjid Al-Aqsa.
PBB, melalui Koordinator Khusus untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, Tor Wennesland, menekankan pentingnya menjaga ketenangan dan mencegah tindakan provokatif di situs-situs religius sensitif.
Latar Belakang Konflik di Al-Aqsa
Masjid Al-Aqsa, yang terletak di Kota Tua Yerusalem, adalah situs suci ketiga bagi umat Islam. Lokasi ini juga dihormati oleh umat Yahudi yang menyebutnya sebagai Temple Mount (Bukit Bait Suci). Ketegangan di area ini kerap menjadi pemicu konflik yang lebih luas antara Israel dan Palestina, bahkan memicu perang dalam beberapa dekade terakhir.
Kehadiran tokoh politik Israel di kawasan ini sering dipandang sebagai pelanggaran terhadap perjanjian yang mengatur pengelolaan tempat-tempat suci oleh otoritas Waqf Islam Yordania.
Situasi Semakin Panas
Laporan dari media lokal menyebutkan bahwa setelah kunjungan Ben-Gvir, bentrokan sempat terjadi antara pasukan Israel dan jamaah Muslim yang tengah berada di kompleks. Polisi Israel menutup beberapa akses masuk dan meningkatkan patroli di sekitar Yerusalem Timur.
Pihak militer Israel juga mengumumkan peningkatan kewaspadaan di wilayah perbatasan Gaza dan Tepi Barat, mengantisipasi kemungkinan adanya serangan balasan dari kelompok bersenjata.
Pesan dari Dunia Muslim
Para ulama di dunia Islam mengecam tindakan ini dan mengimbau umat Islam untuk bersatu dalam menjaga kesucian Masjid Al-Aqsa. Banyak seruan untuk menggelar aksi solidaritas dan doa bersama di berbagai negara Muslim sebagai bentuk perlawanan damai terhadap tindakan yang dianggap melecehkan kesucian agama.
Penutup
Tindakan Menteri Israel yang memimpin ibadah Yahudi di Masjid Al-Aqsa menambah daftar panjang provokasi yang memicu kemarahan dunia Islam dan memperburuk stabilitas kawasan. Ketegangan ini menandakan bahwa status Yerusalem — kota suci tiga agama besar — tetap menjadi titik api yang bisa memicu konflik besar jika tidak ditangani dengan kebijaksanaan dan diplomasi yang adil.