
Banyuwangi – Suasana haru menyelimuti kedatangan jenazah Rizal Fadillah, pemuda asal Banyuwangi yang menjadi korban dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Kamboja. Tangis keluarga pecah begitu peti jenazah Rizal tiba di rumah duka, Jumat (10/5/2025) pagi.
Rizal, 24 tahun, sebelumnya dikabarkan berangkat ke luar negeri dengan iming-iming pekerjaan bergaji tinggi di bidang teknologi informasi. Namun, kenyataan pahit menimpanya. Ia diduga menjadi korban sindikat TPPO yang mempekerjakannya secara paksa di lingkungan tidak manusiawi di wilayah Sihanoukville, Kamboja.
Jenazah Dipulangkan Setelah Proses Panjang
Menurut keterangan keluarga, proses pemulangan jenazah Rizal memakan waktu lebih dari seminggu karena harus melalui prosedur hukum dan diplomasi antara Indonesia dan Kamboja. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Phnom Penh terlibat aktif dalam proses repatriasi.
“Kami sangat terpukul. Rizal anak baik, kami tidak pernah menyangka ia akan pulang dalam keadaan seperti ini,” ujar sang ibu sambil menangis histeris di depan rumah duka di Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.
Korban Diduga Disiksa Sebelum Meninggal
Dari hasil visum sementara, jenazah menunjukkan beberapa luka yang diduga akibat penganiayaan. Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa Rizal menjadi korban eksploitasi kerja paksa oleh sindikat kriminal.
Polisi dan Imigrasi Indonesia telah bergerak menelusuri agen perekrut yang memberangkatkan Rizal ke luar negeri. Saat ini, dua orang telah diamankan untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Pihak Keluarga Minta Keadilan
Pihak keluarga berharap pemerintah Indonesia bisa memberikan perhatian serius terhadap kasus TPPO yang semakin marak, terutama di daerah-daerah dengan tingkat pengangguran tinggi.
“Kami tidak ingin ada Rizal-Rizal lain yang jadi korban. Kami minta keadilan dan ketegasan terhadap pelaku TPPO,” kata kakak Rizal dengan nada tegas.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi Angkat Suara
Bupati Banyuwangi, dalam keterangannya, menyatakan turut berduka cita dan berjanji untuk mendorong edukasi serta pengawasan lebih ketat terhadap perekrutan tenaga kerja migran ilegal.
“Kami akan perkuat sosialisasi agar masyarakat tidak mudah tergiur janji-janji palsu lowongan kerja luar negeri. Kami juga akan berkoordinasi dengan kementerian terkait,” ujarnya.
TPPO Masih Jadi Ancaman Nyata
Kasus Rizal kembali membuka mata banyak pihak bahwa TPPO bukan isu sepele. Ribuan WNI diduga masih bekerja di luar negeri dalam kondisi rentan, terutama di negara-negara Asia Tenggara seperti Kamboja, Myanmar, dan Laos.
Pemerintah Indonesia bersama Interpol dan mitra internasional telah menyatakan perang terhadap jaringan-jaringan sindikat yang memanfaatkan lowongan kerja bodong untuk menjebak korban.
Penutup
Pemakaman Rizal dilangsungkan dengan prosesi penuh duka dan pengawalan aparat. Warga sekitar turut hadir memberikan doa dan dukungan moril bagi keluarga yang ditinggalkan.
Kisah Rizal adalah peringatan keras bahwa TPPO masih menjadi mimpi buruk nyata. Masyarakat diimbau untuk waspada dan hanya menggunakan jalur resmi bila ingin bekerja di luar negeri.