
Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet), menyatakan bahwa Indonesia memiliki peluang untuk memanfaatkan dampak dari perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Menurutnya, konflik ini tidak hanya berdampak pada sektor ekonomi, tetapi juga pada aspek ideologi kedua negara, sehingga perlu diwaspadai.
Peluang dalam Pengembangan Teknologi Digital
Bamsoet menekankan pentingnya membangun platform teknologi digital dalam negeri, terutama bagi generasi milenial. Ia mengusulkan agar Indonesia mencontoh strategi China dalam melindungi dan mengembangkan sektor teknologi digitalnya. Contohnya, China melindungi jejaring sosial lokal seperti REN REN dengan membatasi masuknya platform asing seperti Facebook, sehingga REN REN dapat menguasai 80% pasar jejaring sosial di China. Strategi serupa diterapkan pada sektor transportasi digital dan e-commerce, di mana perusahaan lokal seperti Didi Chuxing dan Alibaba diberi kesempatan untuk tumbuh sebelum perusahaan asing diizinkan masuk.
Bamsoet mendorong agar Indonesia mengembangkan platform digital sendiri, seperti versi lokal dari Google atau Facebook, dan memberikan perlindungan maksimal dari negara untuk memastikan pertumbuhan dan keberlanjutan platform tersebut.
Antisipasi Dampak Negatif Perang Dagang
Selain peluang, Bamsoet juga mengingatkan tentang potensi dampak negatif dari perang dagang, seperti banjirnya produk impor ke pasar Indonesia dan meningkatnya permintaan valuta asing akibat tingginya volume impor, yang dapat menyebabkan depresiasi rupiah. Ia mengimbau pemerintah dan DPR untuk merumuskan inisiatif baru guna mengantisipasi ketidakpastian global dan menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Dengan memanfaatkan peluang dan mengantisipasi risiko, Indonesia dapat memperkuat daya tahan ekonominya di tengah dinamika perdagangan global yang tidak menentu.